Link

DSC_0235.JPGKepala Biro Administrasi Kemahasiswaan (BAK) universitas Langlangbuana, Ganjar Turesna melakukan prosesi pelepasan tanda pelatih dan penyematan salijo kepada peserta diklatsar di lapangan basket universitas Langlangbuana, senin (6/3). (taufik/momentum)

 

Diklatsar XXVI Mapela Tanpa Hambatan

Mapela Punya S.O.P yang Jelas

 

Tragedi kematian terhadap mahasiswa mapala UI tidak berpengaruh terhadap kegiatan Mahasiswa pecinta alam Universitas Langlangbuana (MAPELA). Hal ini dibuktikan dengan berlangsungnya Diklatsar XXVI 2017 yang dilaksanakan di berbagai tempat yaitu di Citatah kabupaten Bandung Barat, yang dilanjut ke Situ Ciburuy, dan kabupaten Purwakarta.

Ketika ditanya perihal peran kampus dalam keberlangsungan diklatsar , kepala biro administrasi kemahasiswaan, Ganjar Turesna yang juga menjadi inspektur upacara dalam penutupan diklatsar mengatakan bahwa pihaknya sudah memberikan bantuan fasilitas dan monitoring, antara lain monitoring persiapan kegiatan dan monitoring pelaksanaan kegiatan.

“tentu ada, kita monitoring di tahap persiapan, konsultasi dengan MAPELA tentang kurikulum kegiatannya, itu kita monitoring terus. Dan saya kira pihak MAPELA sudah punya Standar Operasional Prosedur (SOP) yang baik tentang pelaksanaan latihan ini,” Ujarnya.

Peserta yang telah mengikuti pendidikan diharapkan dapat melaksanakan peranya secara penuh dan baik sebagai anggota mapela, maupun menjadi mahasiswa, “harapan saya mereka bisa menjadi anggota yang baik, melaksanakan kegiatan yang dibebankan, juga IPKnya tinggi dan lulus tepat waktu. Karena stigma yang sering disematkan bahwa mahasiswa pecinta alam lulusnya lama, mudah-mudahan mereka bisa membuktikan stigma itu tidak benar,” tutupnya.

Diklatsar berlangsung selama 10 hari, dimulai dari dilaksanakanya upacara pembukaan, jumat (24/2) hingga upacara penutupan, senin (6/3) dengan peserta diklatsar berjumlah 8 orang dari mahasiswa berbagai jurusan.

Dalam pelaksanaanya, tidak ada kendala yang berarti dalam kegiatan diklatsar. hal ini disampaikan oleh Adam Hasby selaku penanggung jawab umum. “ kita selalu antisipasi, kita bekerja sama dengan tim kesehatan dari STIKes Dharma Husada, misalkan ada siswa yang kurang sehat, disitu tim kesehatan masuk, tapi alhamdulillah selama diklatsar tidak ada peserta yang sakit” ujarnya.

“ Perizinan dan lain-lain dari pihak kampus sendiri, itu berjalan lancar. Perihal dana, Alhamdulillah ada dari pihak kampus meskipun tidak sepenuhnya dan jauh dari harapan, tapi setidaknya dapat membantu sedikit-sedikit” sambung Adam ketika ditanya soal peran kampus dalam berlangsungnya diklatsar ini.

Adam juga menyampaikan harapan kepada peserta untuk dapat aktif dalam kegiatan keseluruhan yang dilakukan oleh Mapela, “saya harap mereka (peserta) tidak hanya mengikuti diklatsar saja, setelah ini masih banyak tahapan-tahapan yang harus mereka lewati, mulai dari pola pembinaan, pengembaraan, dan kursus pelatih. Karena di pendidikan ini mereka hanya dapat dasar”. tutupnya.

(taufik/momentum)