TEROR BOM : Simpang Lima, Asia Afrika, Bandung

GEGANA

Tim GEGANA

Sabtu (19/03/2011) Simpang Lima – Asia Afrika Bandung terkesan berbeda. Sekerumunan orang berkumpul di sekitar Pos Polisi. Terlihat pula para polisi dan pers media baik itu media cetak, radio, dan televisi. Rasa keingintahuanku pun tergugah.

” Ada ap sih pak? ” tanya ku, pada seseorang yang kebetulan baru saja beranjak dari tempat kejadian perkara (TKP).

” Ada BOM, neng! ” sontak aku tertegun dengan berita yang baru saja ku dengar. Ingin hati melihat langsung ke TKP, tapi apa boleh buat aku harus segera absen pagi di kantorku – Wisma Bumi Putera – . Dan untuk sementara waktu, kuurungkan niatku itu.

Sesampainya di lantai tiga Wisma Bumi Putera. Belum sempat aku duduk di kursi ruangan RF4, mJ mengajakku meliput peristiwa ke TKP. Nah, kebetulan sekali, aku pun bermaksud melakukan hal yang sama. Kami pun meminta ijin untuk meliput kepada manajer yang bertugas dan bergegas menuju TKP.

Dengan menunjukan tanda pengenal LPM MOMENTUM UNLA, kami masuk melewati Police Line. Telah ditemukan benda asing yang tersimpan di sebuah kantong bingkisan Smart Phone dalam Pos Lantas Simpang Lima. Dari kantong tersebut terlihat sebuah benda asing menyerupai kabel rangkaian bom.

Sigap, tim GEGANA POLDA JABAR berusaha mengeluarkan benda asing itu dari dalam Pos. Proses penyisiran bom pun dimulai. Salah seorang Tim GEGANA segera menggunakan pakaian khusus penjinak bom dan peralatan lainnya seperti, alat pendeteksi logam bom.

Beberapa saat sebelum Tim GEGANA meledakkan bom tersebut, POLANTAS menutup akses jalan Asia Afrika untuk umum sementara waktu. Hal itu ditandai dengan pelebaran Police Line
dari sudut kiri Pos Simpang Lima hingga rambu awal lalu lintas Asia Afrika. Belum lama akses jalan itu ditutup, kemacetan pun terjadi di sekitar Simpang Lima.

Tepat pukul 09.40 WIB, bom diledakkan.
Menurut penyelidikan tim GEGANA setelah diledakkan, bom tersebut terbagi menjadi 11 bagian kecil, dan kemungkinan besar benda tersebut akan diteliti oleh Tim Forensik sebagai barang bukti.

Beberapa saat setelah ledakan, akses jalan Asia Afrika kembali dibuka dan POLANTAS pun segera menertibkan kendaraan yang perjalanannya sempat terganggu karena peristiwa ini. Banyak kendaraan yang lega karena akses jalan sudah kembali normal. Mereka tidak lagi harus bermacet-macetan dan terpaksa menunda semua pekerjaan mereka di jalan.

” Kita harus meningkatkan kewaspadaan karena teror bom sekarang sudah merambah dari Jakarta, terus masuk ke wilayah Jawa Barat khususnya Bandung. Saya juga memerintahkan kepada jajaran saya untuk meningkatkan kewaspadaan … ” ujar Kasatlantas Polrestabes Bandung, AKBP Sambodo Purnomo.

Sebenarnya kewaspadaan itu sendiri tidak harus ada setelah terjadi sesuatu pada lingkungan ataupun diri kita sendiri. Tapi, kewaspadaan harus ada jauh dari awal sebelumnya. Hanya saja bagaimana kita menanggapi sebuah peristiwa itu. Apakah berjaga-jaga ataukah hanya tumpang-tumpang kaki saja. Semua bergantung pada individu itu sendiri.

” Saya menghimbau kepada warga Kota Bandung, apabila melihat, mendengar sesuatu yang mencurigakan, segera laporkan, segera informasikan kepada aparat terdekat. Jangan diamankan sendiri. ” tambahnya tegas.

Kasus penemuan bom ini bukanlah yang pertama. Namun, tentu saja peristiwa ini sudah menyita perhatian dunia pers Jawa Barat, khususnya pers Kota Bandung itu sendiri. Diharapkan peristiwa ini dapat dijadikan pelajaran bagi para polisi dan masyarakat pada umumnya untuk lebih berhati – hati. Di masa kini dan tentunya masa yang akan datang.

Oleh : Lisna Kristianti (IKOM’10) & Ibrahim Adji (Ex.IF’06)

Ditulis dengan WordPress untuk Blackberry